S P A C E I K L A N

Berita Terbaru

Laka Pantura, Tiga Penumpang Madu Kismo Tewas

Written By Unknown on Kamis, 29 Januari 2015 | 13.15

REMBANG, SK - Tiga orang tewas dalam kecelakaan antara Bus Madu Kismo K 1605 FW dengan truk trailer B 9642 UYZ, Rabu malam (28/1/2015) di Jalur Pantura Lasem, Rembang.

Tiga korban tewas tersebut adalah; Didik Setiawan (22), Prayit (18), warga Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dan Adi (18) Warga Desa Loram Kulon Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ketiganya adalah penumpang Bus Madu Kissmo.


Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, kejadian bermula saat Bus Madu Kismo yang dikemudikan Gunawan Santoso (36) warga Desa Jape Ledok RT 02 RW 01 Kecamatan Pancur, Rembang, melaju dari arah barat dengan kecepaatan tinggi hendak menyalip menyalip colt diesel di depannya.

Pada saat yang sama, dari arah timur melaju truk trailer yang disopiri Aji Nugroho (36) warga Mangun Harjo, Madiun, Jawa Timur. Sopir Madu Kismo berusaha membanting setir ke kiri. Namun karena jarak yang terlalu dekat, bagian belakang bus masih menghantam kabin samping kanan truk.

Bus nahas tersebut mengangkut rombongaan pekerja bangunan asal Kudus yang akan boro ke Denpasar, Bali.

Kepala Unit Kecelakaan Satlantas Polres Rembang Inspektur Satu Muhammad Ismail mengaku telah melakukan olah TKP dan memeriksa intensif kedua sopir dan saksi saksi.

"Berdasar olah TKP dan keterangan saksi, sopir Bus Madu Kismo sudah ditetapkan menjadi tersangka," tegasnya, Kamis (29/1/2015). (Rom)

Tolak Permen, Nelayan Rembang Minta Susi Mundur

Written By Unknown on Rabu, 28 Januari 2015 | 15.05

Demo nelayan Rembang  berlangsung tertib
REMBANG,SK - Sedikitnya tiga ribu nelayan di Rembang menggelar aksi demo menolak beberapa kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dianggap akan menyengsarakan mereka, Rabu (28/1/2015) pagi.

Salah satu tututan mereka adalah pembatalan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (Trawls) dan pukat tarik (Saint Nets). Mereka menganggap peraturan tersebut jelas akan mematikan nasib nelayan Rembang.

Nelayan di Rembang juga menuntut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mundur karena kebijakan yang dikeluarkan sangat merugikan kaum nelayan.

“Kami meminta Menteri Susi membatalkan Permen Nomor 2 Tahun 2015. Jika tidak, Menteri Susi harus turun dari jabatan,” kata Sumarlan corong. salah seorang koordinator aksi.

Dalam aksi itu, nelayan sempat memblokir Jalur Pantura Kota Rembang. Selanjutnya mereka longmarch menuju Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Rembang.

Di halaman Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Rembang, massa terus berorasi< Mereka menyerahkan surat tuntutan kepada kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Rembang, Suparman untuk diteruskan kepada Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti. Bahkan para pendemo juga mendaulat Suparman untuk berorasi sebagai wujud dukungan atas apa yang dilakukan oleh nelayan Rembang.

"Kami berjanji, akan menyampaikan aspirasi nelayan Rembang kepada Ibu Menteri," tegasnya saat berorasi.


Usai meyerahkan surat tuntutan, massa bergerak menuju Gedung DPRD Rembang yang tepat berada di jalur Pantura. Mereka ditemui secara bergantian oleh Wakil Ketua DPRD Bisri Cholil Laquf, Ketua DPRD Majid Kamil, dan Pelaksana Tugas Bupati Abdul Hafidz.

“Kami akan menyampaikan langsung tuntutan nelayan ini ke Presiden. Silakan didampingi perwakilan nelayan agar kami tidak dikira hanya janji,” tegas Chafidz.

Meski sempat memblokir pantura, secara keseluruhan demo berjalan tertib. Kapolres Rembang AKBP M Kurniawan turun langsung untuk mengamankan jalannya aksi. Bahkan, ia membaur dengan massa dan berorasi agar nelayan tetap menjaga ketertiban dalam melaksanakan aksinya. (Rom)

Minta Perlindungan, PKL Madul Dewan

Written By Unknown on Selasa, 27 Januari 2015 | 15.05

PKL Alun-alun Rembang madul Komisi A DPRD Rembang
REMBANG, SK - Sekitar 30 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di kawasan alun-alun Rembang geruduk Gedung DPRD, Selasa (27/1/2015) pagi. Mereka madul ke Komisi A DPRD Rembang lantaran tidak diperbolehkan berjualan di lur selter yang telah di sediakan.

Sebagian PKL memang belum kebagian selter yang baru saja rampung dibangun pemerintah setempat. Akibatnya, mereka tetap berjualan di tempat semula meski dilarang. Selter yang ada belum mampu menampung jumlah PKL yang biasa mangkal di kawasan itu.

Perwakilan PKL, Slamet meminta DPRD dan Pemkab memberikan solusi bijak untuk para PKL yang belum kebagian selter agar tetap dapat mengais rejeki di kawasan alun-alun Rembang.

“Selter yang tersedia, belum mampu menampung semua pedagang yang selama ini berjualan di kawasan alun-alun. Kalau yang belum kebagian gak boleh jualan di luar selter, bagaimana kami dapat menghidupi keluarga," terangnya.

Para PKL menuntut agar tetap diperbolehkan berjualan sampai dengan pengerjaan selter yang baru selesai.

Menanggapi hal itu, DPRD Rembang menjamin para pedagang kaki lima yang belum tertampung di selter tetap bisa berjualan untuk sementara waktu di tempat semula.

Wakil Ketua Komisi A DPRD Rembang Sukarmain mengatakan, jaminan itu sebaga wujud perlindungan kepada masyarakat. 

"Secepatnya kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk berembug bersama utamaanya Satpol PP dan Dinas Pekerjaan Umum, untu menyelesaikan maslah PKL yang belum kebagian selter," ungkapnya.

saat ini ada 50 pedagang kuliner dan 17 pedagang jasa mainan anak-anak yang mangkal di kawasan alun-alun Rembang. Mereka berharap penataan kawasan alun-alun Rembang tetap memberikan ruang bagi mereka untuk tetap dapat mengais rejeki di kawasan tersebut tanpa dibayangi kecemasan dirazia Satpol PP lantaran belum berjualan pada titik yang sudah ditentukan.(Rom)

Jenazah Susilo Utomo, Korban Air Asia Teridentifikasi

Written By Unknown on Sabtu, 24 Januari 2015 | 16.51


Rembang, SK - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi tiga jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Salah seorang dari korban teridentifikasi atas nama Susilo Utomo (46), warga asal Desa Sulang Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang yang sudah menetap di Surabaya.

"Ketiga jenazah dikenali identitasnya setelah terdapat kesamaan antara 'ante mortem' dan 'post mortem', sekarang sudah diserahkan ke keluarga masing-masing," ujar Ketua Tim DVI Kombes Pol Budiyono kepada wartawan di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (23/1).

Susilo Utomo (47) atau yang biasa dipanggil UT. Ia bersama dengan isteri, Suriani Usin, dan putranya, Elbert Susilo (10) tercatat sebagai penumpang AirAsia yang mengalami musibah tersebut. Ia bersama anak dan istrinya berencana terbang ke Singapura untuk menjenguk salah satu anaknya yang sekolah di sana. Namun nasib berkata lain. Pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.

Di mata warga, Ut dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Ia juga dikenal sebagai sosok dermawan yang kerap membantu sesama.

Menurut Puji, teman dekat korban, Susilo Utomo merupakan sosok yang ramah dan njawani. Meski ia keturunan Tionghoa, sama sekali tak ada sekat dalam kesehariannya yang selalu berbaur dengan masyarakat.

"Dia sangat baerbaur meski dari keturunan. tak ada sekat dengan warga lainnya. Dia juga gemar membantu sesaama," tutur Puji, Sabtu (3/1/2015).
Saat muda, Susilo Utomo sangat hobi sepakbola. Dia juga dikenal masyarakat Sulang sebagai pesepakbola handal. Ban kapten yang selalu tersemat di lengannya menjadikan tim sepakbola Desa Sulang yang bernama Buana 82 moncer di Kabupaten Rembang.

Setelah berkeluarga, Susilo Utomo pindah ke Surabaya, Jawa Timur untuk menekuni sejumlah bisnis, salah satunya ekspedisi transportasi barang, JPL.

Meski sudah sukses di surabaya, namun ia tidak pernah lupa kampung halamannya. Hampir setiap ada kegiatan desa, Susilo Utomo selalu andil menjadi salah satu penyandang dana. Tak heran, Warga Desa Sulang turut berduka mendengar kabar ia turut dalam musibah pesawat AirAsia.

Di Sulang, rumah keluarga besar Susilo utomo berada di RT 03 RW 04 Desa Sulang. Memamng, semenjak pindah ke Surabaya, rumah kayu berpagar putih itu jarang ditempati alaias dibiarkan kosong.

Tetangga rumah Susilo Utomo, Aris Lembet Rudianto menceritakan, Ut masih sering pulang ke Sulang. Terakhir, ia sempat pulang ke rumahnya tiga  minggu sebelum kejadian nahas tersebut. Kepadanya, Ut sempat mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan rumahnya sebagai pusat bimbingan belajar (Bimbel) gratis untuk anak-anak di Desa Sulang dari pada dibiarkan suwung.

"Keinginan itu belum sempat terwujud hingga kabar ia turut dalam musibah Pesawat AirAsia," kenang aris.

Sebagai wujud turut berduka, tetangga korban yang tinggal di RT 03 RW 04 Desa Sulang berencana akan berombongan berangkat ke Surabaya pada hari Minggu (4/1/2015) mendatang.

Kenangan terakhir bersama warga Sulang, pada Agustus silam, Susilo Utomo beserta teman seangkatannya menggelar reuni klub Sepakbola Buana 82 dan menggelar pentas hiburan. Selain sebagai penyandang dana utama, Ut juga membagi-bagikan ratusan kaos kepada para pemuada sulang. (Rom)

Kapten Tim Buana 82 Sulang Jadi Korban AirAsia

Written By Unknown on Sabtu, 03 Januari 2015 | 07.42

Susilo Utomo saat reuni sepakbola Buana 82, Agustus silam
REMBANG, SK - Kecelakaan pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 rute Surabaya - Singapura yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Ahad (28/12/2014) pagi, menyisakan duka mendalam bagi Warga Desa Sulang Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang. Pasalnya, salah seorang korban pesawat nahas tersebut adalah warga asli Sulang yang selama ini dikenal dermawan.

Adalah Susilo Utomo (47) atau yang biasa dipanggil UT. Ia bersama dengan isteri, Suriani Usin, dan putranya, Elbert Susilo (10) tercatat sebagai penumpang AirAsia yang mengalami musibah tersebut. Ia bersama anak dan istrinya berencana terbang ke Singapura untuk menjenguk salah satu anaknya yang sekolah di sana. Namun nasib berkata lain. Pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.

Di mata warga, Ut dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Ia juga dikenal sebagai sosok dermawan yang kerap membantu sesama.

Menurut Puji, teman dekat korban, Susilo Utomo merupakan sosok yang ramah dan njawani. Meski ia keturunan Tionghoa, sama sekali tak ada sekat dalam kesehariannya yang selalu berbaur dengan masyarakat.

"Dia sangat baerbaur meski dari keturunan. tak ada sekat dengan warga lainnya. Dia juga gemar membantu sesaama," tutur Puji, Sabtu (3/1/2015).
Saat muda, Susilo Utomo sangat hobi sepakbola. Dia juga dikenal masyarakat Sulang sebagai pesepakbola handal. Ban kapten yang selalu tersemat di lengannya menjadikan tim sepakbola Desa Sulang yang bernama Buana 82 moncer di Kabupaten Rembang.

Setelah berkeluarga, Susilo Utomo pindah ke Surabaya, Jawa Timur untuk menekuni sejumlah bisnis, salah satunya ekspedisi transportasi barang, JPL.

Meski sudah sukses di surabaya, namun ia tidak pernah lupa kampung halamannya. Hampir setiap ada kegiatan desa, Susilo Utomo selalu andil menjadi salah satu penyandang dana. Tak heran, Warga Desa Sulang turut berduka mendengar kabar ia turut dalam musibah pesawat AirAsia.

Di Sulang, rumah keluarga besar Susilo utomo berada di RT 03 RW 04 Desa Sulang. Memamng, semenjak pindah ke Surabaya, rumah kayu berpagar putih itu jarang ditempati alaias dibiarkan kosong.

Tetangga rumah Susilo Utomo, Aris Lembet Rudianto menceritakan, Ut masih sering pulang ke Sulang. Terakhir, ia sempat pulang ke rumahnya tiga  minggu sebelum kejadian nahas tersebut. Kepadanya, Ut sempat mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan rumahnya sebagai pusat bimbingan belajar (Bimbel) gratis untuk anak-anak di Desa Sulang dari pada dibiarkan suwung.

"Keinginan itu belum sempat terwujud hingga kabar ia turut dalam musibah Pesawat AirAsia," kenang aris.

Sebagai wujud turut berduka, tetangga korban yang tinggal di RT 03 RW 04 Desa Sulang berencana akan berombongan berangkat ke Surabaya pada hari Minggu (4/1/2015) mendatang.

Kenangan terakhir bersama warga Sulang, pada Agustus silam, Susilo Utomo beserta teman seangkatannya menggelar reuni klub Sepakbola Buana 82 dan menggelar pentas hiburan. Selain sebagai penyandang dana utama, Ut juga membagi-bagikan ratusan kaos kepada para pemuada sulang. (Rom)

Rumah Ini Diobok-obok Maling Saat Penghuninya Kerja

Written By Unknown on Jumat, 21 November 2014 | 06.00

Subondo memperlihatkaan slot pintu yang rusak pada petugas Polsek Sulang
SULANG, SK - Rumah Subondo Jati, warga Dukuh Tegalsari RT 4 RW 5, Desa Sulang, Kecamatan sulang diobok-obok maling pada Kamis (20/11/2014) pagi. Aksi pencurian diperkirakan terjadi pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB, saat rumah sedang dalam keadaan kosong ditinggal kerja.

Dalam peristiwa itu, pelaku berhasil menggasak sejumlah perhiasan berupa  dua buah cincin seberat tujuh gram, gelang seberat lima gram dan uang tunai sebesar lima juta rupiah yang disimpan dalam lemari pakaian.

Total kerugian ditaksir mencapai 15 juta rupiah.

Puji Hariani, istri Subondo Jati menuturkan, kali pertama ia mengetahui rumahnya disatroni maling sekitar jam 10 pagi ketika ia pulang usai mengantarkan cucunya yang sekolah di PAUD desa setempat.

Begitu sampai rumah, ia kaget melihat pintu depan yang semula dalam keadaan terkunci didapatinya slot kunci sudah berantakan.

"Awalnya tak menaruh curiga, karena pintu masih tertutup. saat hendak memasukkan anak kunci, ternyata  slot kunci sudah terbuka dan terdapat bekas congkelan," terangnya.

Kapolsek sulang, AKP Muhammad mansur melalui kanit Reskrim Polsek sulang, Aipda Wahyudi, mengaku tengah mendalami kasus tersebut. Berdasarkan olah TKP, diperkirakan pelaku lebih dari seorang dan pelaku sebelumnya sudah mengetahui kondisi lingkungan sekitar.

"Maling masuk dari pintu depan setelah sebelumnya merusak slot gembok yang menempel di kusen pintu. Kami tengah mendalami kasus ini untuk mengungkap pelaku," terang Wahyudi  di TKP.(Rom)



Warga Pro Semen Geruduk Kantor Pemkab

Written By Unknown on Rabu, 19 November 2014 | 17.30

Warga pro semen melakukan demo di Kantor Bupati Rembang (19/11/2014)
REMBANG, SK - Ratusan warga dari tujuh desa sekitar lokasi pabrik semen di Kecamatan Gunem menggelar aksi demo mendukung pendirian pabrik semen di Kabupaten Rembang pada Rabu (19/11/2014) pagi. Mereka melakukan orasi di depan gerbang Kantor Bupati Rembang.

Koordinator aksi, Suharti dalam orasinya menyatakan 10 alasan yang melatarbelakangi mayoritas warga di Kecamatan Gunem mendukung pendirian pabrik semen oleh PT Semen Indonesia.

"Kami yakin, dengan adanya pabrik semen dampak positifnya akan jauh lebih banyak dibanding dampak negatif. Warga telah merasakan manfaat dari program tanggung jawab sosial perusahaan seperti pelatihan keterampilan, pembangunan fasilitas umum, dan lapangan pekerjaan. Kami percaya pembangunan pabrik semen akan memberi kontribusi besar dan efek multi dalam perekonomian warga," tegasnya.

Suharti menyebut beberapa contoh nyata yang sudah dirasakan warga adalah adanya kesepakatan pemanfaatan lahan oleh petani setempat baik sebelum ditambang maupun pasca tambang setelah direklamasi.

“Petani diberdayakan dengan pemberian bantuan bibit. Selain itu, mayoritas lahan yang ditambang merupakan lahan batu kapur yang tandus. Apalagi, pabrik semen yang hendak berdiri adalah milik negara yang sudah pasti akan peduli terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan warga sekitar," tambahnya.

Suharti menceritaakan, sebelum Semen Indonesia masuk, sudah berpuluh tahun lamanya penambangan terjadi di wilayah Kecamatan Gunem.


Setelah berorasi, perwakilan warga kemudian meminta waktu untuk bertemu Plt Bupati Rembang, Abdul hafidz untuk menyerahkan segebok ornamen dan dokumen berisi dukungan.

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyaarakat (LSM) lokal juga turut dalam aksi tersebut. Diantaranyada; LSM Balas, Aliansi Tajam, LSM Komras, LSM Hitam Putih, LSM Semut Abang, dan LSM LP3.

Tampak pula Koordinator Lembaga Studi Pemberdayaan Masyarakat (Lespem) Rembang Bambang Wahyu Widodo dalam barisan pro semen.

Plt Bupati Rembang Abdul Hafidz mengatakan, pihaknya sebatas melakukan kewenangan dan kewajiban dalam hal melayani investasi yang masuk di daerah ini.

“Pro atau kontra yang saat ini ada silakan, asalkan dapat saling menghormati. Saya minta semua pihak bersabar menunggu proses di PTUN. Hormati yang pro maupun yang kontra agar tidak terjadi benturan fisik,” kata Hafidz.

Hafidz menambahkan, sebelumnya pihak yang kontra juga menemuinya. Hafidz mengaku menjawab dengan jawaban yang sama, bahwa Pemkab hanya menjalankan kewenangan dan melakukan kewajiban.

Sebelumnya, massa yang kontra dengan pembangunan pabrik semen yang menamakan dirinya Aliansi Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Utara juga menggelar aksi penolakan di gerbang Kantor Bupati Rembang pada Kamais (6/11/2014). Mereka menuntut Plt Bupati Rembang untuk melaksanakan rekomendasi Komnas HAM untuk menghentikan sementara aktivitas pembangunan pabrik semen milik PT Semen Indonesia saambil menunggu keputusan pengadilan PTUN Semarang terkait gugatan atas Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan oleh PT Semen Gresik (Persero) Tbk di Kabupaten Rembang.

Hingga saat ini, proses hukum masih berlanjut di PTUN Semarang. (Rom)
 
Siapa Kami | Pedoman Media Siber |
Copyright © 2014. SK Rembang - All Rights Reserved
SK Rembang